Ticker

6/recent/ticker-posts

Belajar Ikhlas dari Siti Hajar | Hikmah Idul Adha



Pada mulanya Ibunda SITI HAJAR tidak mengerti mengapa suaminya meninggalkan Dia dan Ismail anaknya yang masih kecil di Padang Pasir yang tidak bertuan.  Sehingga Ibunda SITI HAJAR mengejar Nabi Ibrahim AS, suaminya, dan berteriak:

"Mengapa engkau tega meninggalkan kami di sini! Bagaimana kami bisa bertahan hidup..?

Nabi Ibrahim AS terus melangkah meninggalkan keduanya, tanpa menoleh serta  tanpa memperlihatkan air matanya yang meleleh.  

Remuk redam perasaan nya terjepit antara PENGABDIAN dan PEMBIARAN.

Ibunda Siti Hajar masih terus mengejar sambil terus menggendong Ismail, kali ini dia setengah menjerit, dan jeritannya menembus langit...! 

"Apakah ini Perintah Tuhanmu?"

Kali ini Nabi Ibrahim AS, Sang Khalilulloh, berhenti melangkah.  Dunia seolah berhenti berputar. Para Malaikat yang menyaksikan peristiwa itu pun turut terdiam menanti jawaban Nabi Ibrahim AS.  Butir pasir seolah terpaku kaku. Angin seolah berhenti mendesah. Pertanyaan atau lebih tepatnya gugatan Ibunda Siti Hajar membuat semuanya terkesiap.

Nabi Ibrahim AS membalik tegas, dan berkata:*

Iya.

Ibunda Siti Hajar berhenti mengejar, dan dia terdiam. Lantas meluncurlah kata-kata dari bibirnya, yang mengagetkan semua Malaikat, butir pasir dan angin.

"Jikalau ini perintah Tuhanmu, pergilah, tinggalkan kami di sini. Jangan khawatir. Pasti Allah SWT akan menjaga kami."

Nabi Ibrahim AS pun beranjak pergi.  Dilema itu pun berakhir sudah. 

Ini sebuah PENGABDIAN, atas nama Perintah Allah SWT, BUKAN pembiaran.

Peristiwa Ibunda Siti Hajar dan Nabi Ibrahim AS adalah Romantisme Keberkahan..!

Itulah IKHLAS...

Ikhlas adalah wujud sebuah Keyakinan Mutlak, pada Sang Maha Mutlak. 

Ikhlas adalah Kepasrahan, bukan mengalah apalagi menyerah kalah?

Ikhlas itu adalah ketika kita sanggup berlari melawan dan mengejar, namun kita memilih patuh dan tunduk!

Ikhlas adalah sebuah kekuatan menundukkan diri sendiri, dan semua yang kita cintai.

Ikhlas adalah memilih jalan-Nya, bukan karena kita terpojok tak punya jalan lain?

Ikhlas bukan lari dari kenyataan. Ikhlas bukan karena terpaksa. Ikhlas bukan merasionalisasi tindakan, bukan mengkalkulasi hasil akhir.

Ikhlas tak pernah berhitung, tak pernah pula menepuk dada.

Ikhlas itu Tangga untuk menuju-Nya. Mendengar Perintah-Nya,

Mentaati-Nya.

Ikhlas adalah Ikhlas, tidak yang lain.

"Belum cukupkah Kita memahami apa itu ikhlas dari perginya Nabi Ibrahim AS dan diamnya Ibunda Siti Hajar..?" 

Kita.. saatnya tertunduk pasrah bersama malaikat, butir pasir dan angin..

Robbanaa Taqobbal MinnaYa Allah terimalah dari kami (amalan kami) 🙏🏻

Selamat  IDUL ADHA..... 


Mudah - Mudahan Allah SWT selalu melimpahkan kenikmatan  iman, kenikmatan Islam dan ketauladanan ketaqwaan kepada  diri dan keluarga kita sebagaimana ketauladanan yang telah dicontohkan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS...! Aamiin YRA!🤲🤲

Post a Comment

0 Comments