Ticker

6/recent/ticker-posts

Rukun Shalat (Lanjutan-Habis)



5.     Ruku’ dengan thuma’ninah

Ruku’ bagi orang yang shalat berdiri sekurang-kurangnya adalah dengan membungkukkan badan dan menundukkan kepala kira-kira kedua tangannya bisa sampai ke lutut. Sedangkan ruku’ yang sempurna ialah menunduk sampai tulang punggung lurus (datar) dengan lehernya (90 derajat).

Sedangkan ruku’ bagi orang yang shalat duduk paling sedikitnya adalah menundukkan badan sampai mukanya sejajar dengan lututnya. Sedangkan yang lebih baik yaitu muka sejajar dengan tempat sujud.

Thuma’ninah menurut bahasa adalah tenang dan damai. Menurut syara’ thuma’ninah adalah diam sebentar sebagai pemisah antara satu rukun dengan rukun berikutnya.


  1. I'tidal dengan thuma’ninah. I’tidal menurut arti bahasa adalah istiqamah, persamaan. Menurut arti syara’ i’tidal adalah posisi berdiri tegak kembali seperti posisi ketika membaca surat Al-Fatihah, baik shalat berdiri maupun duduk.
  2. Sujud dua kali dengan thuma’ninah tiap-tiap rakaat.

Sujud sekurang-kurangnya adalah meletakkan sebagian dahi ke tempat sujud. Sujud yang paling utama sempurna ialah dengan membaca takbir ketika hendak sujud tanpa mengangkat tangan kemudian meletakkan dua lutut, dua telapak tangan, kemudian dahi dan hidung pada tempat sujud. sedangkan jari-jari kaki dan tangan dilepas rapat menghadap kiblat.

8. Duduk di antara dua sujud dengan thuma’ninah

Pada waktu duduk di antara dua sujud ini, sunat duduk iftirasy, yaitu duduk di atas mata kaki kiri, sedangkan telapak kaki kanan ditegakkan dan ujung jarinya dihadapkan ke kiblat, dua telapak tangan diletakkan di atas paha dan ujung jari-jarinya lurus dengan lutut. (Fathul Mu’in, hal. 22)

9. Duduk rakaat akhir

Dengan cara duduk tawarruk (bersimpuh) yaitu sama dengan duduk iftirasy hanya saja kaki kiri dikeluarkan ke arah kanan dan menempelkan paha ke bumi.


10. Tasyahud/tahiyat akhir

Lafadz tasyahud menurut hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari sahabat Ibnu Abbas:

التَّحيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيّبَاتُ للَّه السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبىُّ وَرَحْمَةُ اللَّه وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عبَاد اللَّه الصَّالحينَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إلَهَ إلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّه (رواه البخارى و مسلم)

11.  Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad saw

اللَّهُمَّ صَلّ عَلَى سَيّدنَا مُحَمَّدٍ

Bacaan shalawat yang paling sempurna

اللَّهُمَّ صَلّ عَلَى سَيّدنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آل سَيّدنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيّدنَا إبْرَاهيمَ وَعَلَى آل سَيّدنَا إبْرَاهيمَ وَبَاركْ عَلَى سَيّدنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آل سَيّدنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيّدنَا إبْرَاهيمَ وَعَلَى آل سَيّدنَا إبْرَاهيمَ فى الْعَالَمينَ إنَّكَ حَميدٌ مَجيدٌ اللَّهُمَّ اغْفرْ لى مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ وَمَا أَسْرَفْتُ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ به منّى أَنْتَ الْمُقَدّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخّرُ لاَ إلَهَ إلاَّ أَنْتَ (رواه مسلم)

12.  Membaca salam yang pertama

Bacaan salam menurut hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari sahabat Jabir bin Samurah:

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّه

13.  Tertib (urut)

Kewajiban tertib ini berlandaskan hadits riwayat Imam Bukhari dari sahabat Malik bin Anas. Rasulullah saw bersabda:

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا إسْمَاعيلُ حَدَّثَنَا أَيُّوبُ عَنْ أَبى قلاَبَةَ عَنْ أَبى سُلَيْمَانَ مَالك بْن الْحُوَيْرث قَالَ قَالَ رَسُول اللَّه صلى الله عليه وسلم :صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونى أُصَلّى (رواه البخارى)

“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat.” (HR. Bukhari).


Post a Comment

0 Comments